Thursday 25 December 2014

Makalah Pemotivasian

Hai sahabat Blogger!! apa kabar hari ini.. kali ini saya akan memposting salah satu makalah saya yang berjudul makalah pemotivasian.. semoga apa yang anda cari ada pada makalah ini, okey selamat membaca
Trims................

Makalah Pemotivasian

Makalah Pengantar Manajemen

DISUSUN OLEH :
SUKMAL BASO BIDARA 
12.602.155

Program Studi Ekonomi Akuntansi
Universitas Indonesia Timur
Makassar
2014








KATA PENGANTAR
     Puji syukur kepada Allah SWT,karena atas limpahan Rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan sebaik-baiknya  sesuai dengan waktu yang telah tetapkan
    Penulis juga berterima kasih kepada bapak/ibu dosen yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kami terutama mengenai”PEMOTIVASIAN” 
     Penulis juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidaklah sempurna.oleh sebab itu,saran dan kritik dari pihak pembaca sangatlah diharapkan dalam rangka penyempurnaan makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
     Penulis juga mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi teman-temanku di UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR khususnya teman-temanku kelas S1 Ekonomi
                                                                                          Makassar,07April 2014

                                                                                                       Penulis















BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang 
        Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan mempunyai kedudukan yang sangat strategis karena manusia bisa mengetahui input-input yang perlu diambil dari lingkungan, cara mendapatkan dan menangkap input-input tersebut menggunakan teknologi, mampu mengolah atau mentransformasikan input-input tersebut menjadi output-output yang memenuhi publik. Manusia menjadi penggerak dan penentu jalannya organisasi, maka perhatian dari pimpinan sangat diperlukan. Betapa pentingnya perencanaan dan pengawasan dari pimpinan sangat diperlukan tanpa didukung oleh semangat kerja dari karyawan, maka tujuan dari organisasi sulit dicapai pada tingkat yang optimal.
           Pada dasarnya setiap instansi pemerintah maupun swasta, bukan saja mengharpkan karyawan yang mampu, cakap dan terampil tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan mencapai hasil kerja yang optimal. Untuk itu pimpinan hendaknya berusaha agar karyawan mempunyai motivasi tinggi untuk melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Disinilah pentingnya peranan motivasi untuk mendorong semangat kerja karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Motivasi pada suatu organisasi atau perusahaan bertujuan untuk mendorong semangat kerja para karyawan agar mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan ketrampilan demi terwujudnya suatu organisasi. Pimpinan yang mengarahkan melalui motivasi akan menciptakan kondisi dimana karyawan merasa mendapat inspirasi untuk bekerja keras. Karyawan yang mempunyai motivasi tinggi sangat penting jika hasil-hasil kinerja yang tinggi ingin dicapai secara konsisten. Pimpinan akan melakukan pendekatan kepemimpinan yang mencerminkan suatu kesadaran bahwa produktivitas melalui karyawan merupakan bagian utama dan tidak dapat digantikan untuk mencapai tujuan organisasi. Pemberian motivasi dari para pekerja akan saling berbeda sesuai dengan tingkat pendidikan dan kondisi ekonominya. Orang yang semakin terdidikdan semakin independen secara ekonomi, maka sumber motivasinya akan berbeda, tidak lagi semata-mata ditentukan oleh sarana motivasi tetapi juga dipengaruhi oleh faktor kebutuhan. Memotivasi bawahan dilakukan dengan memberikan tanggung jawab dan kesempatan yang luas bagi karyawan untuk mengambil keputusan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
  1. Motivasi menjadi sangat penting karena dengan motivasi diharapkan setiap karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi (Hasibuan, 1996: 92). 
  2. Motivasi akan memberikan inspirasi, dorongan, semangat kerja bagi karyawan sehingga terjalin hubungan kerja yang baik antara karyawan dan pimpinan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara maksimal. Bagitu juga motivasi berkaitan erat dengan usaha, kepuasan pekerja dan performance pekerjaan (Gomes, 1995: 178). 
  3. Motivasi sangat penting dalam meningkatkan semangat kerja dan produktivitas karyawan. Tugas pimpinan adalah memberikan motivasi atau dorongan kepada karyawan agar bisa bekerja sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi.
  4. Motivasi kerja adalah proses mempengaruhi atau mendorong seseorang berbuat untuk menyelesaikan tujuan yang diinginkan (Kamalludin, 1989: 214), motivasi diartikan juga sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan (Handoko, 1999: 252). 
  5. Motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai kepuasan dirinya. Seseorang yang sangat termotivasi yaitu orang yang melaksanakan upaya substansial, guna menunjang tujuan-tujuan produksi kesatuan kerjanya dan organisasi dimana ia bekerja. Seseorang yang termotivasi hanya memberikan upaya minimum dalam hal bekerja motivasi merupakan sebuah konsep penting dalam studi kerja individu (Winardi, 2001: 2).
          Salah satu aspek memanfaatkan pegawai ialah pemberian motivasi (daya perangsang) kepada pegawai, dengan istilah populer sekarang pemberian kegairahan bekerja kepada pegawai. Telah dibatasi bahwa memanfaatkan pegawai yang memberi manfaat kepada perusahaan. Ini juga berarti bahwa setiap pegawai yang memberi kemungkinan bermanfaat ke dalam perusahaan, diusahakan oleh pimimpin agar kemungkinan itu menjadi kenyataan. Usaha untuk merealisasi kemungkinan tersebut ialah dengan jalan memberikan motivasi. Motivasi ini dimaksudkan untuk memberikan daya perangsang kepada pegawai yang bersangkutan agar pegawai tersebut bekerja dengan segala daya dan upayanya
B.    Tujuan Penulisan
        Adapun tujuan penulisan makalah yang kami buat yaitu sebagai berikut:
  1. Mengetahui elemen penggerak motivasi 
  2. Bentuk motivasi/unsur-unsur motivasi 
  3. Mengetahui teori motivasi dan penelitiannya 
  4. Mengetahui tekhnik pengukuran motivasi kerja.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Konsep Dasar
        Pengertian Motivasi menurut Bernard Berelson dan Gary A. Steiner dalam Machrony (154), adalah keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan (moves), dan mengarah atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan dan mengurangi ketidakseimbangan.
Berdasarkan definisi di atas, maka motivasi dapat dirumuskan sebagai berikut:
  1. Setiap perasaan atau kehendak dan keinginan yang sangat mempengaruhi kemauan         individu, sehingga individu tersebut didorong untuk berperilaku atau bertindak 
  2. Pengaruh kekuatan yang menimbulkan perilaku individu. 
  3. Setiap tindakan atau kejadian yang menyebabkan berubahnya perilaku seseorang 
  4. Proses yang menentukan gerakan atau perilaku individu kepada tujuan (goal).


B.    Motivasi dan Perilaku
       Perilaku setiap individu pada dasarnya berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain, perilaku individu pada umumnya didorong oleh keinginan untuk merealisasikan tujuan.
Sedangkan unit dasar dari perilaku adalah suatu aktivitas, dimana pada kenyataan semua perilaku adalah serangkaian aktivitas.
   Setiap individu memiliki beragam aktivitas kebutuhan. Seluruh kebutuhan tersebut berkompetisi untuk melahirkan perilakunya. Kebutuhan yang paling kuatlah yang akan memimpin perilaku individu. Suatu kebutuhan akan berkurang kekuatannya apabila kebutuhan tersebut sudah dipuaskan.
    Paul Hersey dan kenneth H. Blanchard (1980), mengemukakan bahwa berkurangnya kekuatan suatu kebutuhan disebabkan beberapa hal:
  1. Pemuasan kebutuhan, dimana apabila suatu kebutuhan sudah dipuaskan, maka stimulus perilaku akan menurun. 
  2. Pemblokiran pemuasan kebutuhan, dimana individu akan cenderung melakukan penurunan perilaku dalam rangka mencapai pemecahan permasalahan secara trial and error. 
  3. Ketegangan kognitif, dimana ketagangan kognitif timbul apabila dua buah persepsi yang relevan satu sama lain berada dalam konflik, sehingga menyebabkan individu mencoba mengubah pengetahuan yang berlawanan agar dapat mengurangi ketegangan. 
  4. Frustasi, adalah suatu hambatan bagi pencapaian tujuan yang disebabkan oleh kondisi individual, akibatnya agresi dapat menjurus pada perilaku destruktif. 
  5. Rasionalisasi, dapat diartikan sebagai permintaan maaf. 
  6. Regresi, pada intinya adalah tindakan seseorang yang tidak sesuai dengan usianya. 
  7. Fiksasi, ini terjadi apabila individu secara terus menerus memperlihatkan pola perilaku yang sama berulang-ulang meskipun pengalamannya tealh memperlihatkan bahwa hal itu tidak akan menghasilkan apa pun. 
  8. Resignasi, artinya pengunduran diri atau patis, hal ini terjadi setelah frustasi yang berkepanjangan. 
  9. Kekuatan motif yang meningkat, hal ini terjadi karena kekuatan motif individu dapat meningkat dan dapat pula menurun bergantung pada mendesak atau tidaknya kebutuhan seseorang.

C.    Elemen Penggerak Motivasi
              Adapun Elemen penggerak motivasi menurut Sagir (1985) yaitu sebagai berikut:
  1. Kinerja, yaitu keinginan seseorang yang ingin berprestasi dan menganggapnya sebagai suatu kebutuhan yang dapat mendorongnya untuk mencapai sasaran. 
  2. Penghargaan, yaitu pengakuan seseorang atau suatu kinerja yang telah dicapai oleh seseorang merupakan stimulus yang kuat. 
  3. Tantangan, adanya tantangan yang dihadapi merupakan stimulus kuat bagi manusia untuk mengatasinya. 
  4. Tanggung jawab, adanya rasa ikut serta memiliki akan menimbulkan motivasi untuk turut merasa bertanggung jawab. 
  5. Pengembangan, artinya pengembangan kemampuan seseorang, baik pengalaman kerja atau kesempatan untuk maju, dapat menjadi stimulus kuat bagi karyawan untuk bekerja lebih giat atau lebih bergairah. 
  6. Keterlibatan , adanya rasa ikut serta dalam suatu proses pengambilan keputusan merupakan stimulus yang cukup kuat untuk karyawan. 
  7. Kesempatan, adanya kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karier yang terbuka merupakan stimulus cang cukup kuat bagi karyawan.\

D.    Bentuk Motivasi
       Pada umumnya bentuk motivasi yang sering dianut oleh perusahaan, meliputi empat elemen utama, yaitu: \
  1. Kompensasi bentuk uang, salah satu bentuk yang paling sering diberikan kepada karyawan adalah berupa kompensasi, biasanya berwujud uang. 
  2. Pengarahan dan pengendalian, yang dimaksud pengarahan di sini adlah menentukan bagi karyawan mengenai apa yang harus mereka kerjakan dan apa yang tidak harus mereka kerjakan, sedangkan pengendalian menentukan bahwa karyawan harus mengerjakan hal-hal yang telah diinstruksikan. 
  3. Penetapan pola kerja yang efektif 
  4. Kebajikan, yaitu sebagai suatu tindakan yang diambi dengan sengaja oleh manajemen untuk mempengaruhi sikap atau perasaan para karyawan.

E.    Teori Motivasi  dan Penelitian
       Ada 2 teori motivasi secara umum:
  1. Teori kepuasan, berorientasi pada faktor diri individu yang menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan mengehentikan perilaku. Pendukung teori ini adalah:
a.    Teori kebutuhan menurut Abraham Maslow
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
b.    Teori dua faktor menurut Herzberg
Ilmuwan ketiga yang diakui telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman motivasi Herzberg. Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”.
Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku. Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg ialah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam kehidupan seseorang, apakah yang bersifat intrinsik ataukah yang bersifat ekstrinsik.
Herzberg mengembangkan teori kepusan yang disebut teori dua faktor tentang motivasi. Dua faktor itu dinamakan faktor yang membuat orang merasa tidak puas dan faktor yang membuat orang puas (dissatisfies-satisfies) atau faktor-faktor motivator iklim baik atau ekstrinsik-instrinsik tergantung dari orang yang membahas teori tersebut.
c. Teori kebutuhan menurut Mc. Clelland
  • yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu: 
  • Need for achievement (kebutuhan akan prestasi) 
  • Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow) 
  • Need for Power (dorongan untuk mengatur)

 2. Teori Proses, mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana perilaku yang dikuatkan,  didukung, dan dihentikan. Pendukungya adalah Victor H. Vroom (1964), dengan inti teorinya:
a.    Teori harapan
Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.

b.    Teori keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu :
  • Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau
  •  Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Dalam menumbuhkan persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya menggunakan empat hal sebagai pembanding, yaitu :
  • Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterima berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan, sifat pekerjaan dan pengalamannya;
  • Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi dan sifat pekerjaannnya relatif sama dengan yang bersangkutan sendiri;
  • Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di kawasan yang sama serta melakukan kegiatan sejenis;
  • Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis imbalan yang merupakan hak para pegawai
Pemeliharaan hubungan dengan pegawai dalam kaitan ini berarti bahwa para pejabat dan petugas di bagian kepegawaian harus selalu waspada jangan sampai persepsi ketidakadilan timbul, apalagi meluas di kalangan para pegawai. Apabila sampai terjadi maka akan timbul berbagai dampak negatif bagi organisasi, seperti ketidakpuasan, tingkat kemangkiran yang tinggi, sering terjadinya kecelakaan dalam penyelesaian tugas, seringnya para pegawai berbuat kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan masing-masing, pemogokan atau bahkan perpindahan pegawai ke organisasi lain.
c.    Teori penguatan
Berbagai teori atau model motivasi yang telah dibahas di muka dapat digolongkan sebagai model kognitif motivasi karena didasarkan pada kebutuhan seseorang berdasarkan persepsi orang yang bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif. Perilakunya pun ditentukan oleh persepsi tersebut.
Padahal dalam kehidupan organisasional disadari dan diakui bahwa kehendak seseorang ditentukan pula oleh berbagai konsekwensi ekstrernal dari perilaku dan tindakannya. Artinya, dari berbagai faktor di luar diri seseorang turut berperan sebagai penentu dan pengubah perilaku.
Dalam hal ini berlakulah apaya yang dikenal dengan “hukum pengaruh” yang menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai konsekwensi yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang mengibatkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang merugikan.
Contoh yang sangat sederhana ialah seorang juru tik yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dalam waktu singkat. Juru tik tersebut mendapat pujian dari atasannya. Pujian tersebut berakibat pada kenaikan gaji yang dipercepat. Karena juru tik tersebut menyenangi konsekwensi perilakunya itu, ia lalu terdorong bukan hanya bekerja lebih tekun dan lebih teliti, akan tetapi bahkan berusaha meningkatkan keterampilannya, misalnya dengan belajar menggunakan komputer sehingga kemampuannya semakin bertambah, yang pada gilirannya diharapkan mempunyai konsekwensi positif lagi di kemudian hari.
Contoh sebaliknya ialah seorang pegawai yang datang terlambat berulangkali mendapat teguran dari atasannya, mungkin disertai ancaman akan dikenakan sanksi indisipliner. Teguran dan kemungkinan dikenakan sanksi sebagi konsekwensi negatif perilaku pegawai tersebut berakibat pada modifikasi perilakunya, yaitu datang tepat pada waktunya di tempat tugas.
Penting untuk diperhatikan bahwa agar cara-cara yang digunakan untuk modifikasi perilaku tetap memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang harus selalu diakui dan dihormati, cara-cara tersebut ditempuh dengan “gaya” yang manusiawi pula.

F.    Model  Pengukuran Motivasi Kerja
     Model-model pengukuran motivasi kerja telah banyak dikembangkan, diantaranya oleh McClelland (Mangkunegara, 2005:68) mengemukakan 6 (enam) karakteristik orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, yaitu :
1.    Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi,
2.    Berani mengambil dan memikul resiko,
3.    Memiliki tujuan realistik,
4.    Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuan,
5.    Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan, dan
6.    Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.
Edward Murray (Mangkunegara, 2005,68-67) berpendapat bahwa karakteristik orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi adalah sebagai berikut :
1.    Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya,
2.    Melakukan sesuatu dengan mencapai kesuksesan,
3.     Menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan usaha dan keterampilan,
4.    Berkeinginan menjadi orang terkenal dan menguasai bidang tertentu,
5.    Melakukan hal yang sukar dengan hasil yang memuaskan,
6.    Mengerjakan sesuatu yang sangat berarti, dan
7.    Melakukan sesuatu yang lebih baik dari orang lain.


DAFTAR PUSTAKA

http://galeryilmudanmotivasi.blogspot.com/2012/04/motivasi.html
http://firdi99.blogspot.com/
http://perpustakaan.bandung.lan.go.id/index.php?p=show_detail&id=7307
http://viianiiya.blogspot.com/2012/05/pengertian-motivasi-dan-teori-teori.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/teori-teori-motivasi/
http://teorionline.wordpress.com/2010/01/25/definisi-motivasi-kerja/
Trimah kasih sudah membaca makalah yang telah kami posting ini... jika anda ingin mendownload filenya silahkan anda download disini


SHARE THIS

Author:

Hi, Saya SUkmal! Saya Seorang Lifestyle Blogger yang juga Content Writer

0 comments: